khlas Profesional
Pada dataran praksis ikhlas tidak lain aktivitas supra-profesional atau profesional profetik. Bila ikhlas itu dimaknai bekerja semata-mata karena Allah dan dalam rangka memperoleh ridha-Nya, mestinya ia dilakukan dengan sungguh-sungguh melebihi kesungguhannya untuk aktivitas yang lain seperti mencari uang, pangkat dan kedudukan.
____________
Oleh: Ahmad Muttaqin
Gagasan profesionalisasi gerakan Islam mengindikasikan selama ini aktivitas dakwah belum dikelola dengan benar, sekedar kegiatan sambilan di tengah kesibukan bekerja di sektor formal. Kesannya, ikhlas adalah aktivitas tidak berbayar dan gratisan, sementara professional itu bergaji tinggi dan berorientasi financial. Karena gratisan, sesuatu yang ikhlas biasanya dikerjakan sambil lalu, asal-asalan, dan dengan waktu+tenaga turahan. Tentu saja ini bertolak belakang dengan professional yang direncanakan secara matang dan dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Tidak bisakah memadukan keduanya; ikhlas yang professional atau profesional tapi ikhlas?
***
Dalam kontek menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dakwah adalah kewajiban. Karena esensi dakwah itu menyampaikan ayat-ayat Allah (ballighu ‘anni walau ayah) dalam rangka pencerahan spiritual dan intelektual, maka menerima upah dari aktivitas ini dianggap tidak elok. Haram hukumnya menjual ayat-ayat Allah, demikian alasan yang sering digunakan. Menurut pendukung argumen ini, aktivitas dakwah harus dilakukan secara ikhlas.Masalahnya, sering dipahami ikhlas itu aktivitas sampingan di sela-sela kegiatan utama. Kata ikhlas biasanya dijadikan alasan untuk melakukan amanah sekenanya dan sembarangan. Atas nama ikhlas seorang aktivitas kadang merasa tidak berdosa saat absent dalam rapat organisasi tanpa alasan. Dengan dalih yang penting ikhlas banyak orang bersedekah sekecil-kecilnya: “lebih baik sedikit tapi ikhlas dari pada banyak tapi riya”, katanya. Tidak jarang keikhlasan dijadikan pembenar untuk lebih mementingkan aktivitas hedonis dari pada dakwah itu sendiri.
Bila semacam ini yang selama ini terjadi, wajar kalau aktivitas dakwah terkesan tanpa konsep, arah dan target yang jelas. Program yang muncul selalu reaktif, bukannya pro aktif. Alih-alih menjadi trend setter perubahan, dakwah dan pencerahan spiritual hanya tambal sulam dari arus besar perubahan sosial.
***
Mengelola organisasi dakwah tentu bagian dari ibadah. Agar dimensi ibadah tidak menguap, pengelolaanya mesti mengacu pada prinsip-prinsip ibadah. Secara fiqhiyah suatu perbuatan dikatakan ibadah bila: (1) dilakukan dengan niat yang benar, semata-mata karena Allah; (2) berdasar tuntunan yang jelas [dalilnya kuat berdasar Qur'an + sunnah shahihah & maqbulah] (3) dikerjankan secara sungguh-sungguh [sesuai syarat dan rukun, tertib, tuma'ninah, khusuk].Bila dianalogkkan dengan prinsip-prinsip ibadah di atas, maka mengelola organisasi Islam, lembaga dakwah dan pusat-pusat pencerahan intelektual dan spiritual mestinya dikerjakan dengan: (a) niat yang tulus, tidak dalam rangka mencari keuntungan atau memenuhi ambisi pribadi; (b) dikerjakan sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip berorganisasi yang benar; serta (c) dilaksanakan tidak dengan main-main. Hal ini mengindikasikan berorganisasi baru bisa dilakukan secara ikhlas bila dilaksanakan secara professional. Bahwa di kemudian hari dari aktivitas ikhlas professional ini mendatangkan “berkah” duniawai bagi pelakunya, maka itu adalah “bonus” kerja keras dan kesungguhannya.
Pada dataran praksis ikhlas tidak lain aktivitas supra-profesional atau profesional profetik. Bila ikhlas itu dimaknai bekerja semata-mata karena Allah dan dalam rangka memperoleh ridha-Nya, mestinya ia dilakukan dengan sungguh-sungguh melebihi kesungguhannya untuk aktivitas yang lain. Kalau bekerja demi uang, pangkat dan kedudukan bisa dilakukan dengan serius, disiplin, dan tertib, mengapa bekerja lillahita’ala dalam mengelola organisasi dakwah dilakukan secara sembarangan? Bukankah lillaahi ta’aala itu diatas segalanya (li an-naas, li al-fulush, li ad-dunya, dll.)?
Jadi, memadukan profesioanalitas dengan keikhlasan tidak hanya bisa dan mungkin, tapi suatu keniscayaan. “It is a must” agar gerakan dakwah bisa mengimbangi aktivitas-aktivas sekular yang professional.
The Best Keyword for the article:
bekerja secara profesional menurut islam, ikhlas dalam bekerja, kerja ikhlas dan profesional dalam dakwah, ikhlas menurut islam, ballighu anni walau ayah, IKHLAS dan profesionalisme, ikhlas dan serius dalam bekerja, ikhlas profesional, ikhlas dalam organisasi, kutipan bijak islam ttg keikhlasan
No related posts.8 Comments
Add Your Comment
-
- Spirit of Progressive and Moderation in “Sang Pe.. http://bit.ly/cAZRAJ #Ahmad #Dahlan #Moderation #Openness #Progressive 65 days ago
- The Power of Forgiveness http://bit.ly/9E21Yb #400 #dirham #untuk #yang #telah #dimaafkan 87 days ago
-
Latest Posts
-
Spirit of Progressive and Moderation in “Sang Pencerah”
Bellow is my opinion published in the Jakarta Post, Saturday 23, 2010. It discusses current religious movie in Indonesia and ... -
The Power of Forgiveness
_________ Mendengar hal itu Hasan lalu berkata pada budaknya bahwa mulai detik itu juga ia bebas, menjadi manusia merdeka. Tidak ... -
FPI Brisbane
__________ … menjadi warga FPI Brisbane memperoleh banyak manfaat. …Selain silaturahmi fisik kita pun bersilaturahmi lidah,… bersama-sama menikmati anake kuliener ... -
MENJADI INDONESIA DI MANCA NEGARA
____________ Dengan balutan busana yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia, batik, semua panitia dan Indonesian Permanent ... -
Peradaban Utama=Khaira Ummah+Ummatan Wasatha
Agar Muhammadiyah benar-benar menjadi bagian dari khaira ummah, ummatan wasatha dan pelopor peradaban utama, maka radius pergaulan warganya perlu diperluas. Tidak hanya pergaulan ...
-
-
Recent Comments
-
Heniy Astiyanto
Untuk mengarah pada umat yang selalu digarda terdepan pembangunan bangsa perlu ada seminar dan diskusi dan pelatihan dengan berbagai dispin
-
Ahmad Muttaqin
Bung Sayuti yang baik, sebagai religious movement, saat ini berkembang kelompok tasawuf yang tidak secara explisit berafiliasi pada aliran Tarikat
-
kang suyuti
saya lagi cari artikel cara bertarekat tanpa menganut salah satu aliran tarekat yang sudah ada. bisa membantu saya????
-
Jauhari
Darwisy is the True and Great REFORMER in Indonesia
-
Jauhari
Mantap.... Memberi tak berharap kembali
-
Recent Tweets
Pengertian tafahum, hadist kepedulian sosial, apresiasi budaya, tasawuf menurut muhammadiyah, thariqah muhammadiyah, kata bijak kekerasan, hadits secara bahasa dan istilah dalam islam, kata bijak tentang pengkhianatan, spiritualitas kehidupan warga muhammadiyah, spiritualitas kehidupan warga muhammadiyah, makalah spiritual islam dalam muhammadiyah, TASAWUF DALAM MUHAMMADIYAH, spiritualitas muhammadiyah, kehidupan spiritual di kalangan warga muhammadiyah, spiritualisme kehidupan warga muhammadiyah
muhammadiyah, puisi pengkhianatan, pengertian muhammadiyah, Pengertian otentik, arti tendensius, pengertian tendensius, pengertian bakso, puisi penghianatan, ihsan dalam muamalat, aqidah amal, local wisdom, pengertian tajdid, kata bijak pengkhianatan, pengertian fatwa, perangko, pengertian moral, rumi, pemikiran muhammadiyah tasawwuf, spiritualitas islam dalam muhammadiyah, hadits bahagia, tendensius artinya, seni tauhid, arti tafahum, hadist tentang kebahagiaan, kultum islami, Pengertian muhammadiyah menurut bahasa dan istilah, kata bijak tentang pengkhianatan, teropong, Hadits tentang bahagia, pengertian tajdid menurut bahasa dan istilah, arti nama khaira, kata bijak penghianat, hadits kebahagiaan, pengertian spiritualisme, spiritualitas kehidupan warga muhammadiyah, sufisme, konsep al-ehsan, hubungan aqidah dengan muamalah, puisi nasionalisme, arti otentik, suku bunga, kekerasan bahasa, tasamuh, pengertian islamologi, bahagia menurut islam, tata boga, pemotong rumput, makna dzikir menurut ahli tasawuf, Pengertian tafahum, tasawuf menurut muhammadiyah, muhammaddiyah, tarekat muhammadiyah, kata-kata bijak tentang pengkhianatan, Difini Mutaqin, arti kata tasamuh, arti paradox, kata bijak bulan ramadhan, pengertian muhammadiyah secara bahasa dan istilah, tasawuf dalam islam, muhamadiyah
-
Useful Tags
Academical Slave amal shalih Amanah aqidah Barack Hussein Obama Brisbane Cleaner condrodimuko Contreng Episodes Faith in Action Fatwa Film FIU heroik Idul Fitri Idul Fitria Ihsan Incumbent Indonesiana Islamic Cleric Kampung Halaman Kemanusiaan komodifikasi Konsumer Media Moral Movie Muhammadiyah NU Pemilu Pengalaman perang wacana PhD student Pilpres Ponjong Puasa Religious Religious Studies Spiritual spiritualitas Spirituality TPS Trah wajah Islam
-
Most Wanted
- Muhammadiyah dan Sufisme
- Menanti Tajdid Spiritual
- Resep Bahagia
- Muhammadiyah, Fatwa & Paradok Modernitas
- Ikhlas Profesional
- Sang Pengkhianat
- Faith in Action & Ihsan pada Kemanusiaan
- Muhammadiyah, Fiqih Tembakau & Kritik Negara
- Peradaban Utama=Khaira Ummah+Ummatan Wasatha
- Ramadhan bagi Minoritas Muslims
Categories
- English (9)
- Greetings (1)
- Kabar/News (7)
- Kultum (5)
- Kutipan (3)
- Mereka Berkata (4)
- Serba-serbi (9)
- Teropong (21)
- Uncategorized (3)
Selama ini, yang kayaknya dan katanya dikelola dengan ikhlas, tetep saja memerlukan “modal kapital” yang “seringnya” memang tidak terang-terangan, malah jadi terlihat seperti “korupsi”. Padahal, sebenarnya dia telah bekerja dengan keras dan penuh “peras keringat.”
hanya dengan iklash hasilnya bisa optimal…
IKLASH = PROFESIONAL
….
“untuk siapakah kau beramal (tereret…tereret…..)
karna siapakah kau ibadah (theeuuwwwww….. )
……
bukan untuk yang lain… ikhlaaaas…
hanya untuk Yang Esa… ikhlaaaaas…
….
ikhlaaaas…ikhlaaaass….. ikhlaaaassss……
==kalo goyang pinggulnya banyak-banyak, gak ikhlas! kekekek….==
and, see this link:
http://www.mp3.com/albums/76043/summary.html
Ditunggu kunjungan balasannya ke blog saya:
http://www.jurnal-hidup.co.cc
Jika berminat tukaran link klik disini
Salam Kenal.